MENU TUTUP

Ramai Aksi Demo Penolakan Penyesuaian BBM Bersubsidi, Para Pengamat Bilang Begini

Ahad, 11 September 2022 | 20:28:58 WIB Dibaca : 797 Kali
Ramai Aksi Demo Penolakan Penyesuaian BBM Bersubsidi, Para Pengamat Bilang Begini

JAKARTA, CATATANRIAU.com | Pengamat Politik Ekonomi, Kapitra Ampera menyatakan dengan tegas bahwa sangat perlu adanya penyesuaian kembali subsidi BBM. Pasalnya, data menunjukkan bahwa subsidi yang selama ini sudah digelontorkan oleh Pemerintah mencapai angka Rp 1,400 triliun.

Ia memaparkan bahwa Rp 690 triliun dialokasikan untuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi, sedangkan sisanya yakni Rp 502 triliun hanya untuk subsidi BBM.

Hanya untuk keperluan subsidi BBM saja, kata Kapitra, APBN digelontorkan dengan jumlah yang begitu banyak, sehingga menurut pemerintah memang harus segera melakukan evaluasi kebijakan ekonomi, terutama mengenai pemberian subsidi BBM yang menelan APBN banyak tersebut.

"Terlebih, kenyataan diperparah dengan tingkat konsumsi BBM yang sangatlah tinggi di masyarakat Indonesia, yang mana sampai melebihi perkiraan, yakni untuk Solar sebelumnya diprediksikan dengan kuota sekitar 15,1 juta kilo liter (KL)," katanya, Sabtu (10/9/2022).

Namun ternyata, jelas Kapitra, dana tersebut masih kurang dan harus ditambah hingga menjadi 17,9 juta KL. Sedangkan untuk penggunaan Pertalite pun yang sebelumnya diperkirakan 23 juta KL, nyatanya juga masih kurang dan harus ditambah hingga menjadi 29,7 juta KL.

Untuk melakukan berbagai penambahan kembali kuota BBM subsidi tersebut, otomatis Pemerintah perlu menyiapkan dana dari APBN hingga senilai Rp 195,6 triliun atau jika digabungkan dengan subsidi sebelumnya.

"Jadi untuk mengurusi BBM saja, Pemerintah membutuhkan sekitar Rp 600 triliun," ujarnya.

Namun mirisnya, dengan banyaknya anggaran subsidi yang digelontorkan oleh negara, Kapitra menyampaikan bahwa fakta di lapangan menunjukkan justru sebagian besar BBM bersubsidi dinikmati oleh kalangan industri dan orang yang mampu.

Masyarakat yang kurang mampu hanya menikmati keuntungan adanya BBM bersubsidi tersebut sekitar 20 persen saja dari jumlah peredaran. Temuan itu menurutnya jelas merupakan hal yang sangat mengganggu asas keadilan.

Maka dari itu, harus ada penyesuaian kembali APBN agar kebutuhan dalam negeri bisa tercukupi dan juga kekuatan ekonomi Bangsa ini mampu terselamatkan.

Selain itu, dengan dilakukannya penyesuaian tersebut, maka asas keadilan dapat ditegakkan dan dirasakan oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali, khususnya bisa tepat sasaran kepada masyarakat yang kurang mampu.

Sementara itu, Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan menambahkan betapa pentingnya ada penyesuaian harga BBM subsidi tersebut karena sejak 2008, ternyata Indonesia sudah merupakan negara yang tidak lagi kaya akan minyak karena produksinya terus menurun, namun justru tingkat konsumsinya semakin tinggi.

"Bahkan sejak tahun itu, Indonesia sendiri sudah menjadi negara importir murni akibat ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi," ungkapannya.

Mamit Setiawan menyatakan, bahwa salah satu langkah paling tepat yang bisa dilakukan oleh Pemerintah adalah dengan mengganti pola subsidi, yang mana sebelumnya adalah menggunakan subsidi dengan pola berbasis barang, namun saat ini agar diganti menjadi pola berbasis orang untuk bisa menghindari adanya subsidi yang tidak tepat sasaran tadi.

Sebagai informasi, harga keekonomian BBM saat ini untuk jenis Pertalite mencapai Rp 14 ribuan, sedangkan untuk Solar mencapai Rp 18 ribuan. Dengan harga tersebut saja sudah terlihat jelas bahwa beban disparitas harga harus ditanggung oleh negara dengan cukup besar.

Di sisi lain, mantan Juru Bicara Kementerian Perdagangan, Fithra Faisal Hastiadi mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat masih belum banyak yang menyadari kalau Indonesia sedang memiliki masalah dengan APBN.

Menurutnya, permintaan BBM yang terjadi di masyarakat juga terus melonjak naik bahkan sangat berpotensi untuk membuat bengkaknya subsidi BBM hingga di atas Rp 500 triliun.

Jika kondisi ini terus dibiarkan, maka diproyeksikan akan terjadi defisit APBN pada tahun 2023 mendatang bahkan risiko defisitnya mampu menembus 3 persen, sehingga hal tersebut tentunya merupakan sebuah hal yang sangat tidak sehat untuk kelangsungan ekonomi negara.

Sebenarnya permasalahan saat ini adalah negara ini bukan kekurangan keuangan, melainkan justru APBN yang dimiliki oleh Indonesia sangatlah besar, melainkan yang menjadi tantangan adalah bagaimana pengalokasian dananya. Apakah mampu diatur sehingga benar-benar tepat sasaran atau tidak.

Sehingga untuk meminimalisasi segala temuan dari tidak seimbangnya masyarakat yang menikmati subsidi BBM, sudah saatnya untuk dilakukan penyesuaian BBM agar keadilan bisa benar-benar diterapkan di Indonesia.***

 

Laporan : Jaya



Berita Terkait +

DPP Santri Tani NU Teken Kerjasama & Sinergitas dengan Kodam I/BB terkait Ketahanan Pangan Nasional

APKASINDO Gandeng ITS Wujudkan Petani Naik Ke Hilir Produk Sawit

Bantu Selamatkan COVID-19, Tanoto Foundation Donasikan 3.000 Unit Oxygen Concentrator

Penegakan Hukum Kasus Jiwasraya - Asabri, Kejagung Pulihkan Kepercayaan Investor

Kapolri Tekankan Terus Awasi Implementasi Kebijakan Larangan Ekspor Migor

Kapolri Tekankan Itwasum Polri Harus Jadi Wasit Tegas yang Tak Ragu Keluarkan Kartu Merah

Irjen Pol Agung Setya Imam Efendi Terima Penghargaan Bintang Bhayangkara Pratama dari Presiden

Polri Akan Gelar Operasi Mantap Brata Amankan Pemilu 2024, Cooling System Jadi Salah Satu Strategi

Jaksa Agung Lantik Mayor Jenderal TNI Wahyoedho Indrajit Sebagai Jaksa Agung Muda Pidana Militer Baru

Pemkab Rohul Melaksanakan Upacara HUT TNI Ke-75 Secara Virtual

TULIS KOMENTAR +
TERPOPULER +
1

Dihadiri Ratusan Anak Kemenakan, Halal Bihalal Suku Melayu Berjalan Sukses

2

Pelatihan Vokasi Juru Las PHR Jadikan Pemuda Riau Siap Kerja

3

Petugas Lapas Pasir Pengaraian Donorkan Darah Jelang Peringatan HBK Ke-60

4

Musyawarah Nasional BEM SI XVII di Pekanbaru: Momentum Bersejarah Untuk Riau

5

DPD Golkar Riau, H Nasarudin, SH MH Wakil Bupati Pelalawan Masuk Bursa Kandidat Gubri

6

Ciptakan Situasi Kamseltibcarlantas Pasca Lebaran, Personil Polsek Minas Lakukan Patroli KRYD