PHR terus berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan hidup bersamaan dengan operasi peningkatan produksi di Zona Rokan.

Komitmen PHR Ciptakan Lingkungan Hijau di Tengah Operasi Tingkatkan Produksi

Selasa, 22 April 2025 - 11:45:11 WIB
Share Tweet Google +

Pekanbaru, Catatanriau.com – PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), sebagai bagian dari Subholding Upstream Pertamina, terus berkomitmen menjaga kelestarian lingkungan hidup bersamaan dengan operasi peningkatan produksi di Zona Rokan.

Sejalan dengan semangat Hari Bumi yang jatuh pada 22 April  setiap tahunnya, sejumlah program berkelanjutan terus ditingkatkan di wilayah operasi di Zona Rokan. Sebagai wujud tanggung jawab sosial dan lingkungan, PHR konsisten menjalankan berbagai program yang berfokus pada pengelolaan keanekaragaman hayati, pengurangan emisi karbon serta pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian lingkungan.

PHR juga mendorong kepedulian atas pengembangan masyarakat di bidang lingkugan yang berfokus pada upaya perlindungan alam dan ekosistem. Inovasi dan kolaborasi bersama masyarakat terus dibangun untuk menciptakan kelestarian lingkungan berkelanjutan.

"Komitmen terhadap pelestarian lingkungan merupakan pilar penting dalam operasional PHR. Kami menyadari bahwa keberlanjutan bisnis sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan lingkungan hidup di sekitar wilayah operasi," kata Corporate Secretary PHR Regional 1 Sumatra, Eviyanti Rofraida, Selasa (22/4/2025).

Adapun upaya peningkatan kesadaran masyarakat terkait pengelolaan lingkungan di antaranya program bank sampah. Program yang menjadi salah satu unggulan PHR ini bahkan telah direplikasi di 40 lokasi di berbagai kabupaten / kota di Riau. Kehadiran bank sampah tersebut mampu membawa manfaat berupa penghasilan bagi kelompok dan masyarakat sekitar. Program bank sampah sekaligus mengantarkan PHR meraih penghargaan PROPER kategori hijau dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.

Kolaborasi dengan BBKSDA Riau, PHR turut andil dalam menjaga konservasi alam dan pelestarian habitat Gajah Sumatra (Elephants maximus sumatranus) di sekitar wilayah operasi di WK Rokan. Upaya konservasi Gajah Sumatra diperkuat dengan Program Agroforestri yang melibatkan masyarakat di sekitar area jelajah (home range) gajah liar.

Bersama penggiat pecinta alam Rimba Satwa Foundation (RSF) dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, PHR mendorong pemulihan habitat gajah dengan menanam tanaman pakan di area perlintasan gajah serta menanam tanaman yang rendah gangguan atau tidak disukai gajah namun bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat.

Tidak hanya melindungi gajah sebagai satwa endemik Sumatera. PHR dengan mengusung konsep kolaborasi Pentahelix menggandeng masyarakat dalam mendukung konservasi mangrove di Dumai. Kegiatan perlindungan tanaman jenis hutan bakau ini menunjukkan perkembangan cukup baik.

Program konservasi mangrove berjalan sejak 2022 dengan luas kawasan awal 2.6 Hektare, namun saat ini terus berkembang mencapai 24 Hektare pada tahun 2024. Selain berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem, konservasi mangrove bahkan telah menciptakan sirkular ekonomi sebagai ekoeduwisata.

PHR turut mendukung kemandirian energi masyarakat di Provinsi Riau. Lewat Program Desa Energi Berdikari (DEB), PHR terus berupaya mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan berupa biogas di Desa Mukti Sari, Kecamatan Tapung, Kampar. Sejauh ini, sebanyak 21 reaktor biogas dikelola oleh masyarat dibawah binaan PHR bekerja sama dengan Yayasan Rumah Energi (YRE).

Biogas yang dimanfaatkan berasal dari kotoran ternak yang diolah menjadi energi alternatif. Pada 2023, inovasi pengolahan energi terbarukan ditingkatkan, tidak lagi hanya menggunakan kotoran sapi, namun energi juga dihasilkan dari kotoran kambing dan limbah ampas tahu.

Bersama Sekolah Tinggi Pariwisata Riau (STP),  PHR mengembangkan potensi ekowisata berbasis masyarakat yang melibatkan warga lokal dalam upaya pelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan perekonomian mereka. Belum lama ini, PHR juga mendukung Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kampar menjadi desa wisata mandiri dan berkelanjutan.

Desa ini memiliki hutan adat Bernama Imbo Putui, menjadi salah satu potensi wisata yang dapat dikembangkan sekaligus dapat menunjang perekonomian masyarakat di Petapahan. Hutan Adat Imbo Putui merupakan salah satu hutan alam yang tersisa di Provinsi Riau.

“Kami memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat berupa peningkatan kapasitas pelaku wisata berfokus pada pemahaman masyarakat tentang konsep dan pengelolaan desa wisata. Diharapkan dapat meningkatkan keterampilan masyarakat dalam memberikan pelayanan pariwisata,” ucap Evi.

Sejumlah program TJSL dalam pilar lingkungan menjadi ikhtiar nyata PHR dalam mendukung pelestarian alam berkelanjutan. Mengusung kolaborasi pentahelix, PHR ambil bagian dalam menciptakan lingkungan yang asri untuk generasi mendatang.***

 

Laporan : Idris Harahap 



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex