Pekanbaru, Catatanriau.com | Gubernur Riau, H. Edy Natar Nasution, berhasil membangun reputasi sebagai pemimpin yang proaktif dalam membela hak masyarakat, terutama mereka yang merasa terzolimi oleh perusahaan.

Baru beberapa bulan menjabat sebagai Gubernur Riau, kebijakan dan ketegasannya mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, menunjukkan komitmennya dalam menyelesaikan konflik, seperti yang terjadi antara PT. SIR dan masyarakat Okura.

Sejarah kepemimpinan Edy Nasution mencatat, ada dua perusahaan di Riau yang beritikad baik dengan menyerahkan 20 % lahan perkebunan kelapa sawit kepada masyarakat. Tindakan ini menjadi bukti konkret upayanya dalam meratakan pembagian hasil antara perusahaan dan masyarakat.

Dalam bidang pembangunan, Gubernur Edy Natar Nasution sudah menandatangani kesepakatan pembangunan Jembatan Sungai Pakning – Pulau Bengkalis, proyek ambisius yang menghabiskan biaya lebih dari Rp 7 triliun.

Jembatan sepanjang 6,1 kilometer, dan jembatan ini nantinya akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia, yang juga bisa menciptakan konektivitas serta memajukan wilayah tersebut.

Selain itu, Gubernur Edy Nasution juga mencatatkan prestasi dalam bidang agama. Toleransinya terhadap keberagaman umat beragama menjadi prioritas utama, dan keterlibatannya dalam gerakan sholat subuh berjamaah menunjukkan kedekatannya dengan nilai-nilai keagamaan.

Di bidang sosial kemanusiaan H. Edy Natar, menunjukkan kepemimpinan yang peduli dengan masyarakatnya. Beliau turun langsung ke lapangan untuk memberikan semangat dan bantuan kepada masyarakat yang terdampak banjir. Aksi ini dilakukan sebagai respons atas situasi darurat yang dihadapi oleh sejumlah warga di beberapa wilayah Riau

Dengan kinerja yang impresif di berbagai sektor, Edy Natar Nasution membuktikan bahwa kepemimpinan yang kuat dan berbasis pada keadilan dapat membawa kemajuan bagi masyarakat Riau.***

Laporan : Idris Harahap