Kepala SMA N 1 Minas Nami Listyawati.S.Pd,M.Si, bersama salah seorang guru di sekolah tersebut.

Berbenah, SMAN 1 Minas Ciptakan Program Budaya Melayu, Ketahanan Pangan Serta Program Lainnya

Kamis, 07 Oktober 2021 - 10:44:37 WIB
Share Tweet Google +

Penulis : Idris Harahap


SIAK, CATATANRIAU.com •  Sekolah Menengah Atas (SMA) Negri 1 Minas, Kabupaten Siak, Riau. Sekolah itu, kini sudah banyak menciptakan program-program baru untuk kemajuan sekolah, seperti program penerapan budaya melayu, program ketahanan pangan dan masih banyak lagi program unggulan lainnya, yang bertujuan untuk kemajuan sekolah tersebut.

 

Program-program baru ini sendiri muncul di sekolah tersebut, semenjak sekolah itu berada dibawah kepemimpinan Nami Listyawati.S.Pd,M.Si, hal ini sebagaimana dijelaskan Nami ketika dikunjungi oleh wartawan media ini diruang kerjanya, Kamis (07/10/2021) pagi.

"Saat ini kami SMA Negri 1 Minas, sedang berusaha untuk berbenah-benah dalam bidang fisik maupun program-program Sekolah. Dalam bidang fisik sendiri, kami banyak melakukan penghijauan, kemudian memperbanyak literasi-literasi didinding sekolah, baik itu indoor maupun outdoor, dan memperbanyak fasilitas pojok baca, sudut baca dan pondok baca (gazebo-red)," kata Nami Listyawati.S.Pd,M.Si, kepada wartawan media ini.

Adapun untuk program sekolah berbudaya Melayu sendiri lanjutnya, pihaknya telah memperbanyak pemasangan ornamen-ornamen bernuansa melayu, kemudian dalam waktu dekat ini sambung Nami, bel sekolah juga akan diputar dalam bentuk lagu-lagu Melayu.

"Kami juga menggali pakaian-pakaian adat Melayu untuk diletakkan di sanggar budaya Melayu yang rencananya akan kita adakan di SMA N 1 Minas ini. Sebab, hal ini juga sudah kami konsultasikan kepada Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) yang Insya Allah dalam waktu dekat nanti akan ada semacam bimbingan yang akan diberikan oleh pihak LAMR terhadap kami di sekolah ini," urainya.

 

Kemudian untuk program sekolah ramah lingkungan, terangnya lagi, dalam program ini pihak sekolah sudah melakukan pemeliharaan-pemeliharaan taman sekolah, baik itu taman yang lama, maupun taman yang baru dibuat, hal ini kata dia, bertujuan untuk menjadikan sekolah yang asri rindang dan bersih.

 

"Untuk program berikutnya kita juga mengadakan program pengelolaan sampah, kami sudah melakukan pembuatan kompos, yang akan kita pasarkan baik itu secara internal maupun eksternal nantinya. Dan untuk anggaran juga sebagian dana anggaran Sekolah dialokasikan untuk program ramah lingkungan ini," katanya.

 

Didalam program usaha ramah lingkungan ini sendiri terang Nami, pihaknya juga mengadakan program ketahanan pangan, hal ini dilakukan, mengingat dan menimbang bahwasanya Sekolah tersebut memiliki sumberdaya yang luar biasa, yaitu memiliki seluas 3 hektar lahan. 

"Maka kami melakukan program ketahanan pangan dengan menanam tanaman-tanaman pangan, seperti pisang, buah-buahan dan sayur mayur. Rencananya untuk tahap awal adalah untuk menyuplai kebutuhan internal sekolah terlebih dahulu, dalam artian, mungkin nanti hasilnya untuk guru dan siswa," paparnya.

 

Dalam hal ini juga sambung Nami, pihaknya sekaligus melakukan program kewirausahaan Sekolah.  Program ini nantinya kata dia, akan diusahakan keluar sekolah ataupun eksternal dalam event-event tertentu.

 

"Misal seperti saat kami mendatangkan orang tua murid, ataupun ada interaksi dengan masyarakat tempatan disekitar lingkungan sekolah. Jadi rencananya kita akan melakukan semacam wirausaha dalam hal budidaya tanaman, seperti sayur mayur dan buah-buahan," imbuhnya.

 

Disinggung terkait penerapan kebudayaan Melayu, kata Nami, sebelumnya program tersebut memang belum ada di sekolah itu, dan program ini sendiri kata dia, merupakan program adopsi dari hasil kunjungan Ke-sejumlah sekolah yang ada di Kota Pekanbaru.

 

"Awalnya itu kami melihat dari keberhasilan sekolah-sekolah yang ada di kota Pekanbaru, saat itu kami melakukan kunjungan kesana, kemudian kami adopsi program-program Sekolah yang ada di kota itu, untuk bisa kita terapkan ditempat kita, tentunya dengan mengingat sumber daya Sekolah yang kita miliki, terlebih masyarakat tempatan kita berada di Kabupaten Siak, kita punya ikon budaya Melayu Siak, dan saya sendiri juga secara pribadi juga punya hubungan baik dengan maestro Melayu Siak, dimana saya sering berkunjung ke daerah Siak, dan disana saya juga melihat apa yang bisa saya adopsi disanggar tersebut," kata Nami.

 

Dalam program kebudayaan Melayu ini sendiri terangnya, pihaknya juga melakukan kerjasama dalam hal pengadaan baju adat Melayu, "dan waktu dekat nanti akan kita jemput, sebab masih dalam peroses melobi-lobi, agar pakaian adat melayu ini bisa berada disanggar melayu kami di sekolah ini," urainya.

 

"Selain itu untuk program ketahanan pangan ini sebelumnya memang belum ada di sekolah ini. Namun, untuk program adiwiyata memang sudah ada, akan tetapi dalam program adiwiyata ini kami lebih mengerucutkan lagi terhadap bidang ketahanan pangan, mengingat kita memiliki lahan yang cukup luas, sayang kalau tidak manfaatkan. Dan bagian dari adiwiyata itu sendiri kan memang penghijauan, kenapa sih kok hanya hijaunya saja, tidak kita manfaatkan buahnya, seperti itu," pungkasnya.***


 



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex