Pekanbaru, Catatanriau.com | Melalui Kementerian Sosial Politik, BEM Universitas Riau melakukan aksi propaganda pemasangan spanduk di beberapa titik Kota Pekanbaru pada Senin (27/05) dini hari pukul 02.00 WIB.
Pemasangan spanduk tersebut dilakukan di sekitaran kompleks Kantor Walikota Pekanbaru, di tepian Flyover sekitaran Jalan Soekarno-Hatta, di tepian Flyover sekitaran Rumah Sakit Syifa Pekanbaru, dan di depan MPP Kota Pekanbaru.
Muhammad Wily Saputra selaku Menteri Sosial Politik BEM Universitas Riau mengatakan bahwa pemasangan spanduk propaganda ini merupakan salah satu bentuk “penyambutan” jelang hari pertama kerja Pj Walikota Pekanbaru yang baru saja dilantik.
Diketahui bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 100.2.1.3-1122 Tahun 2024 Tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Penjabat Walikota Pekanbaru Provinsi Riau, Risnandar Mahiwa dilantik oleh Pj Gubernur Riau SF Hariyanto menjadi Pj Walikota Pekanbaru, di Balai Serindit, Gedung Daerah Provinsi Riau, Rabu(22/05) malam.
“Sampai detik ini, BEM UNRI terus mengawal permasalahan dan isu yang belum terselesaikan di Pekanbaru. Peralihan Penjabat Walikota yang baru bukan berarti segala masalah yang ada juga berlalu. Segudang problematika yang ada di Pekanbaru hari ini masih menyisakan pilu dan perlu diselesaikan secara menyeluruh”, Ujar Muhammad Wily Saputra selaku Menteri Sosial Politik BEM Universitas Riau.
Selain itu, aksi propaganda berupa pemasangan spanduk ini juga merupakan bentuk protes terhadap permasalahan di kota Pekanbaru yang silih berganti. Mulai dari banjir yang menjadi momok bagi masyarakat kota Pekanbaru setiap tahunnya, jalanan rusak, parkiran liar, permasalahan sampah, tingginya angka putus sekolah sampai dengan tingginya tingkat pengangguran.
“Penyebab utama banjir di Pekanbaru adalah kurangnya perawatan dan pengelolaan drainase yang baik dan kapasitas drainase yang tidak memadai. Selain itu, jalanan rusak juga menghiasi kota Pekanbaru, kondisi jalan rusak berat Pekanbaru terdapat dalam angka 25%. Maka tak heran, jika sangat mudah menjumpai jalanan berlubang dan rusak di kota Bertuah Pekanbaru”, ujar Wily.
Tak hanya jalan rusak yang mudah ditemui, permasalahan parkiran liar juga dinilai Wily sudah menjamur di kota Pekanbaru ini.
“Bak kata “Pekanbaru kota 1001 parkir”, layak menjadi nama panggilan baru bagi kota ini. Permasalahan parkir liar masih saja belum mampu diselesaikan Pemerintah Kota” kritik Wily.
Selain itu, permasalah Pekanbaru berikutnya ialah permasalahan sampah yang kian memburuk dari waktu ke waktu.
“Di sepanjang jalan Kota Pekanbaru, kita disuguhi pemandangan yang memprihatinkan, terdapat sampah yang berserakan dimana-mana. Di tengah kemajuan kota dan pertumbuhan populasi yang pesat, masalah ini semakin memburuk dari waktu ke waktu” tambah Wily.
Wily mengatakan bahwa Pemkot Pekanbaru melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) hanya menetapkan 63 titik TPS resmi, sedangkan terdapat 140 titik TPS ilegal yang menyebar di 15 kecamatan. Adanya TPS ilegal, menurut Wily disebabkan oleh ketidakmerataan TPS resmi yang membuat masyarakat akhirnya kesulitan menjangkau tempat-tempat pembuangan.
“Kebobrokan pemerintah kota dalam mengelola sampah terlihat dari sistem pengumpulan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang kemudian didistribusikan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan moda transportasi yang belum optimal dalam pelaksanaannya”, ujar Wily.
Lebih lanjut Wily juga menyayangkan tingginya angka putus sekolah di Pekanbaru kendati Pekanbaru merupakan Kota yang menjadi pusat metropolitan di Provinsi Riau.
“Yang lebih miris lagi, kota yang menjadi pusat metropolitan paling maju di Provinsi Riau ini masih digelayuti tingginya angka putus sekolah. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Kependudukan dan Keluarga BerencanaNasional (BKKBN), diperkirakan terdapat sekitar 17.000 anak putus sekolah terhitung sampai awal tahun 2023”, ujar Wily.
Persoalan lain dipaparkan Wily yakni angka pengangguran yang cukup tinggi di Kota Pekanbaru.
“Pada tahun 2023, angka Tingkat Pengganguran Terbuka (TPT) Diploma I/II/III di Kota Pekanbaru adalah sebesar 9,71, Persen. Lalu angka berikutnya untuk TPT Kota Pekanbaru adalahSMA/Umum yang sebesar 6,86 persen. Lalu yang ketiga tingkat Universitas yang menyumbang 6,85 persen. Diikuti dengan SMP dengan jumlah TPT 5,94 persen, lalu SMA Kejuruan di angka TPT 5,21 persen dan yang terakhir SD <= 4,00 persen”, ujar Wily.
Selain permasalahan-permasalahan diatas, rentetan permasalahan lainnya masih saja meresahkan masyarakat kota yang menjadi pusat peradaban Provinsi Riau ini.
Presiden Mahasiswa BEM Universitas Riau, Muhammad Ravi dalam kesempatan yang sama berharap kehadiran PJ Walikota baru yang hari ini menjabat bisa memberi sedikit harapan untuk perbaikan teknis dan strategis di kota Pekanbaru.
“Pergantian roda kepemimpinan pejabat daerah kita rasa bukanlah suatu hal baru yang terjadi di tanah negeri bertuah ini. Silih bergantinya pemimpin daerah kita nilai tidak sejalan dengan penyelesaian permasalahan kota yang kian hari makin menumpuk. Kita berharap kehadiran PJ Walikota baru yang hari ini menjabat bisa memberi sedikit harapan untuk perbaikan teknis dan strategis di kota Pekanbaru”, harap Ravi.
Selain itu Ravi juga berharap, meskipun Pj Walikota Pekanbaru yang baru ini bukanlah putra daerah asli, namun kehadiran BEM mampu menjadi mitra kritis untuk menghadirkan check and balance bagi pembangunan dan penyelesaian permasalahan yang ada.
“Kita berharap PJ Walikota Pekanbaru yang baru mampu membuka ruang sebesar-besarnya agar semua pihak bisa berkolaborasi ikut membangun dan membersarkan Kota Bertuah ini”, tambah Ravi.
Melalui aksi Propaganda ini, BEM Universitas Riau ingin lebih mengingatkan kembali bahwa Pekanbaru masih penuh dengan masalah yang terus saja tak mampu diselesaikan tiap tahunnya.
“Persoalan yang terkesan itu-itu saja seakan menunjukkan optimalisasi yang minim dilakukan Pemerintah Kota dalam menangani permasalahan yang ada. Akankah dengan pergantian Pj Walikota yang baru menjadi angin segar yang turut menyelesaikan banyak PR lama yang masih jauh dari kata tuntas?”, tutup Ravi.****
Laporan : Dwiki