Koordinator AMPD Ngaku Disekap OTK Sebelum Aksi di PT STA Terkait Galian C

Jumat, 09 Juni 2023 - 14:55:01 WIB
Share Tweet Google +

Dumai, Catatanriau.com | Peristiwa dugaan rencana pembungkaman bersuara dan penculikan dialami oleh koordinator aksi dari Aliansi Masyarakat Peduli Dumai (AMPD) Dhery Perdana satu hari sebelum aksi di PT. STA dilakukan atas adanya laporan masyarakat terkait praktek dugaan Tanah Timbun Ilegal (Galian C) di Bukit Timah Selatan sejak Bulan Desember 2022.

Dihubungi pada Kamis malam, (08/06/2023), Dhery Perdana membenarkan peristiwa adanya rencana pembungkaman dan penculikan terhadap dirinya satu hari sebelum aksi di PT. STA terkait Tanah Timbun Ilegal (Galian C) di Bukit Timah Selatan.

" Iya benar, saya dibungkam dan diculik Orang Tak Dikenal (OTK) satu hari sebelum aksi di PT STA terkait dugaan Tanah Timbun Ilegal (Galian C)," sampaikan Koordinator AMPD tersebut saat dihubungi.

Diceritakannya, aksi ini dilakukan karena adanya informasi dari masyarakat bahwasannya PT. STA telah melakukan praktek dugaan Tanah Timbun Ilegal (Galian C) tanpa memperdulikan dampak lingkungan, kesehatan dan jalan masyarakat di sekitar Perusahaan.

" Ada ratusan masyarakat yang tinggal di sekitaran lokasi terkena dampak mulai dari jalan dan populasi atas praktek dugaan Tanah Timbun Ilegal (Galian C) yang dilakukan oleh PT. STA yang sampai hari ini, pihak perusahaan tidak pernah memperdulikan keselamatan dan kesehatan masyarakat disana," ucapnya.

Oleh sebab itu, pada tanggal 31 Mei 2023 kita memasukan surat pemberitahuan aksi ke Polres Dumai bahwasannya pada Tanggal 06 Juni 2023 Aliansi Masyarakat Peduli Dumai (AMPD) ingin menggelar aksi di Perusahaan tersebut. Sambung Dhery.

Sebelum Aksi, kita selalu melakukan rapat konsolidasi bersama. Dan saat itu, Selasa (5/6) merupakan rapat konsolidasi terakhir karena besoknya aksi akan dilakukan jadi rapat sampai dini hari.

" Selasa dini hari, tepatnya pukul 02.00 Wib setelah rapat konsolidasi terakhir saya diantar teman pulang ke rumah. Saat itu, sampai di depan gang, saya mendapatkan telepon dari Nomor Tak Dikenal dengan menanyakan keberadaan saya lagi dimana. Kemudian, saya menjawab lagi di depan gang menuju rumah. Tiba-tiba dari belakang ada mobil Xpander dan dari pintu sebelah kiri keluar satu orang yang saat itu saya pikir teman rupanya bukan. Dan langsung meminta saya untuk masuk ke mobil dan menyuruh mematikan handphone serta kepala saya langsung  ditutupi kain warna hitam dan dibawa keliling yang saya tidak tahu kemana serta disuruh minum juga yang membuat kesadaran saya saat itu hilang," katanya.

Lanjutnya, setelah sadar, rupanya sudah siang sekira pukul 12 siang. Taunya siang, lantaran mobil saat itu berhenti di SPBU dan saya mau buang air kecil.

" Kain dikepala saya dibuka, tapi tidak mengenali mereka. Karena, menggunakan masker dan jaket warna hitam jumlahnya 5 (lima) orang, dengan posisi 2 (dua) orang didepan, 2 (orang) samping kiri kanan dan 1 (satu) orang dibelakang. Dan rupanya, mobilnya sudah diganti bukan Xpander lagi sudah Innova warna hitam entah sejak kapan. Taunya, ketika saya menoleh kebelakang saat mau buang air kecil melihat mobil Innova warna hitam yang membawa saya pergi dari SPBU itu. Dimana saat itu, saya melihat sudah Jam 5 sore yang menurut saya adanya indikasi agar aksi demo di PT. STA tidak jadi atau batal," ungkapnya.

Tidak ada diapa-apain mereka hanya dibawa keliling saja. Dan saat menelpon teman-teman bahwasanya aksi demo tetap berlanjut dengan meminta tuntutan agar Penegak Hukum mengungkap praktek Tanah Timbun Ilegal yang diduga dilakukan oleh PT STA yang membuat jalan masyarakat disana rusak dan udara tercemar.

" Harapan kami, Hukum Ditegakkan atas adanya praktek dugaan Tanah Timbun Ilegal (Galian C) yang telah merusak lingkungan, populasi dan kesehatan masyarakat di Bukit Timah Selatan," ringkasnya.  ***

Laporan : Jaya

Editor : Idris Harahap 



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex