Menyerang Isu Gender adalah Mentalitas Penjajah, Siak Darurat Etika Politik: Semua Berhak Jadi Pemimpin

Senin, 14 Oktober 2024 - 09:13:36 WIB
Share Tweet Google +

Siak, CatatanRiau.com | Usai Pemilihan Umum 2024, masyarakat Kabupaten Siak kembali menyambut Pilkada Serentak 2024. Jelang pemungutan suara pada 27 November 2024, suhu politik di Kabupaten Siak Sri Indrapura pun demikian kembali memanas.

Memanasnya suhu politik di Siak semakin memuncak ketika Ketua Tim Koalisi incumbent Alfedri-Husni, Zulfi Mursal, menyerang isu gender. Itu dilakukan terhadap lawan politiknya tanpa pandang bulu. Menyerang isu gender dengan narasi perempuan tidak seharusnya memimpin. Narasi ini tentunya mengarah kepada calon Bupati perempuan pertama di Siak, Dr. Afni Z, M.Si. Dilansir Iniriau.Com

“Serangan terbuka yang jelas mengarah ke Dr.Afni menunjukkan bahwa ia telah menjadi ancaman serius bagi tim incumbent. Hal ini memperkuat citranya sebagai kuda hitam dalam pemilihan, lawan yang tangguh dan sulit dikalahkan. Tanda juga bahwa incumbent di Siak mulai panik dan takut kalah dengan calon Bupati perempuan ini,” kata Alex, Minggu (12/10) pada media. Dilansir Riaukepri.com

Pengamat politik Alexander Yandra 
menyatakan bahwa tim incumbent telah melakukan kekeliruan di dalam langkah politik berkampanye. Menyerang Dr. Afni dengan isu bahwa perempuan seharusnya gak jadi pemimpin bukan hanya kekeliruan fatal tapi juga pendangkalan akal sehat.

Berangkat dari memanasnya situasi politik di Kabupaten Siak, mahasiswa 12 Kabupaten Riau yang ada di Jakarta-Bogor berembuk untuk mengkaji Tim petahana Alfedri mengenai isu gender yang tengah memanas di Kabupaten Siak.

“Saya mewakili kawan-kawan gerakan literat untuk menyampaikan ini. Bahwa menyerang isu gender adalah manifestasi dari mentalitas penjajah dan pendangkalan wawasan etika politik. Di masa kolonial dulu perempuan didiskriminasi dan dikucilkan. Situasinya mirip seperti yang dilakukan Tim petahana Alfedri. Ngeri sebenarnya, darurat Siak ni. Kesetaraan gender sesungguhnya adalah bagian dari demokrasi. Mangkanya ketika terjadi penyerangan terhadap isu gender, Ini berbahaya bagi kesehatan demokrasi.” Kata Akbar Jihad, Ketua Gerakan Pemuda Literat Indonesia saat diskusi kajian politik di Villa Bogor. 13/10/2024

Akbar berpendapat bahwa menyerang isu gender adalah perwujudan dari mentalitas penjajah serta pendangkalan etika politik. Ia juga menerangkan bahwa Siak sedang dihadapkan dengan situasi darurat etika politik dan demokrasi yang tidak sehat.

"Memilihi menyerang isu gender adalah bentuk dari kemunduran akal sehat dan pemahaman demokrasi yang dangkal. Apalagi kalau kita tinjau dari perspektif filsafat Pancasila, banyak banget norma dan nilai yang dilanggar tuh. Tim petahana seharusnya lebih bijaksana karena lebih dulu berpengalaman dalam berkampanye. Kami yakin masyarakat Siak udah makin cerdaslah, apalagi ada hp tinggal tanya mbah Google aja terkait kenapa kesetaraan gender penting bagi kesehatan demokrasi. Kalau kita mau demokrasi kita berkualitas ya kita harus pelajari mengenai kesetaraan gender. Dan yang paling penting di dalam demokrasi semua orang berhak jadi pemimpin tanpa memandang status, kekayaan, bahkan gender sekalipun.” Tandasnya. 13/10/2024.

Akbar mengutarakan bahwa menyerang isu gender juga bentuk dari kemunduran akal sehat dan demokrasi. Selain itu ia juga berpendapat bahwa petahana tidak bijaksana dalam berkampanye dan tak mempunyai solusi atau strategi yang sehat. Diakhir wawancara Akbar menyampaikan bahwa semua orang berhak menjadi pemimpin tanpa melihat status, kekayaan dan gender sekalipun.(Rls/red).



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex