Kisah Hercules Si Penguasa Tanah Abang, Ternyata Dulu Sebagai Tenaga Bantuan Saat Operasi Militer

Ahad, 25 November 2018 - 18:56:32 WIB
Share Tweet Google +

JAKARTA, CATATANRIAU.com, -Rozario Marshal atau yang lebih dikenal dengan nama Hercules, kembali berurusan dengan pihak kepolisian. Pria yang dikenal sebagai preman Tanah Abang ini diringkus jajaran Polres Metro Jakarta Barat di rumahnya, Rabu (21/11/2018) lalu.

Penangkapan sosok Hercules itu terkait permasalahan penguasaan lahan terhadap PT Nila Alam di Kalideres, Jakarta Barat, sejak bulan Agustus hingga bulan November 2018.

"Kasusnya ini terkait dengan penyerangan kompleks ruko di Kalideres milik PT Nila (Alam), yang dilakukan oleh 60 orang preman dan dipimpin langsung oleh Hercules," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi, minggu (25/11) kepada CATATANRIAU.com melalui sambungan telepon seluler.

Hercules kini resmi sebagai tersangka dan dikenakan Pasal 170 KUHP tentang Perusakan terhadap Barang atau Orang dan terjerat Pasal 335 KUHP tentang Perbuatan Tidak Menyenangkan, dengan ancaman 7 tahun penjara. Kini Ia mendekam di Mapolres Metro Jakarta Barat.

Sejarah pria asal Timor Timur ini memang kerap berurusan dengan pihak berwajib. Dilansir dari tayangan Apa Kabar Indonesia Malam TV One, pada tahun 2005, Hercules dan anak buahnya melakukan penyerangan di kantor surat kabar Indopos. kemudian ia divonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Pria berkulit hitam dan dikenal sangar ini kembali ditangkap polisi pada maret 2013. Kali ini, ia dicokok terkait kasus pemerasan di Kembangan, Jakarta Barat. Hercules dijerat pasal 160 tentang penghasutan dan pasal 214 karena melawan petugas saat ditangkap. Dan divonis 4 bulan penjara.

Setelah itu, belum lama menghirup udara segar
Hercules kembali ditangkap tim pemburu preman Polres Jakarta Barat pada bulan Agustus 2013 terkait aksi pemerasan sepanjang tahun 2006 hingga tahun 2013.

Faktor yang membuat Hercules terkenal itu bukan hanya karena sering berurusan dengan pihak kepolisian, namun karena ia adalah preman yang paling ditakuti di daerah Tanah Abang.

Diketahui publik, Hercules dan kelompoknya sudah malalang buana di kawasan Tanah Abang sejak tahun 1980-an. Bila melihat sosoknya, Hercules terlihat tidaklah bertubuh besar dan berotot. Rambutnya ikal, badannya pun kurus. Dari kedua tangannya, hanya tangan kiri saja yang berfungsi normal. Tangan kanannya sebatas siku menggunakan tangan palsu.

Sementara itu, salah satu mata Hercules merupakan bola mata palsu. Kondisi tersebut terjadi karena Ia pernah ditembak di bagian mata. Pelurunya pun tembus ke belakang kepala. Meski tubuhnya kecil, Ia sangat disegani banyak orang karena keberaniannya yang besar.

Dikutib dalam acara Kick Andy tahun 2007, Hercules mengaku pernah dibacok sebanyak 16 kali. Dari beberapa rentetan insiden mengerikan itulah yang bikin sebagian orang menjuluki Hercules ini sebagai sosok yang tidak bisa mati.

Ketika masih di Timor Timur, Hercules diketahui banyak membantu TNI yang bertugas di sana. Dikutip dari buku KickAndy Kisah Inspiratif. Hercules dipekerjakan sebagai tenaga bantuan untuk operasi militer di Timor Timur.

"Di sana saya membantu segala-galanya, hingga memegang gudang logistik Kopassus ketika itu," ujar Hercules.

Sedikit diceritakan, Perjalanan hidup Hercules memasuki babak baru ketika terbang ke Jakarta. Latar belakangnya datang ke Ibu Kota adalah untuk menyembuhkan tangannya yang terluka. Sewaktu itu dia dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto (RSPAD).

Tangan yang terluka itu kemudian diamputasi. Sayangnya, Hercules enggan menjelaskan kepada awak media terkait penyebab cederanya.

Merasa tidak tahan dalam perawatan di RSPAD, Hercules kabur dan hidup menjadi gelandangan hingga akhirnya terdampar di Tanah Abang.

"Saya ingin hidup mandiri. Tiba di Tanah Abang, saya tinggal di kolong jembatan," ujar Hercules dikutip dari buku Kick Andy Kumpulan Kisah Inspiratif.

Dari situlah awal Kehidupan preman pun dimulai. Hercules yang mulanya tidak disegani, malah banyak preman yang berani melawan, sehingga ia selalu membawa golok panjang untuk melindungi diri kala itu.

"Daripada saya dibunuh, lebih baik saya yang bunuh duluan. Bahkan waktu itu, setiap malam saya tidur dengan golok selalu siap di tangan. Kondisi waktu itu sangat rawan. Lengah sedikit, lawan akan menyerang," Ujarnya.

Dikatakannya kembali, ia mengaku sebagai seorang preman Tanah Abang. Ketika menjadi bintang tamu pada acara Kick Andy Metro TV beberapa waktu lalu, Hercules mengaku bahwa menjadi preman lebih banyak suka dari pada duka.

"Menjadi preman sukanya lebih banyak dari pada dukanya, saya seperti ini Supaya saya punya nama," ujarnya.

 

Laporan : MRI



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex