Nestapa di Jantung Pelalawan: Jalan Penghubung Sotol Lumpuh, Aktivitas Warga Terancam
Pelalawan, Catatanriau.com - Dua urat nadi penghubung antar desa di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, kini bagai kubangan lumpur dan ranjau batu. Jalan yang seharusnya mempermudah aktivitas warga Desa Sotol menuju Desa Segati (sepanjang 2 KM) dan Desa Tambak (sepanjang 4 KM) justru menjadi mimpi buruk sehari-hari. Total enam kilometer jalan hancur lebur, dihiasi lubang-lubang menganga yang menganga lebar, serta genangan air dan lumpur yang semakin memperparah kondisi.
Ironisnya, di tengah kerusakan parah ini, kepedulian warga Sotol patut diacungi jempol. Dengan peralatan seadanya dan semangat gotong royong, mereka berinisiatif menambal lubang-lubang maut itu menggunakan batu dan tanah yang dimasukkan ke dalam karung goni. Upaya swadaya ini tentu jauh dari kata ideal, namun menjadi bukti nyata betapa mendesaknya kebutuhan akan perbaikan jalan yang layak.
Jalan Desa Sotol bukan sekadar jalur transportasi biasa. Ia adalah arteri penting yang menghubungkan tiga desa, menjadi tumpuan mobilitas warga Segati dan Tambak. Kerusakan yang terjadi sejak enam bulan terakhir ini tak hanya menghambat aktivitas sehari-hari, namun juga mengancam keselamatan para pengguna jalan. Pengendara sepeda motor menjadi kelompok yang paling rentan terperosok dan mengalami kecelakaan akibat jalan yang berlubang dan licin.
Dampak kerusakan jalan ini merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Para petani kelapa sawit kesulitan mengangkut hasil panen mereka, berpotensi menyebabkan kerugian ekonomi. Warga yang sakit dan membutuhkan pertolongan medis di puskesmas kecamatan pun terpaksa berjuang melewati jalanan yang rusak parah. Tragisnya, anak-anak sekolah pun terancam putus sekolah karena akses jalan yang hancur total.
Kondisi semakin diperparah dengan adanya banjir sepanjang sekitar 500 meter di jalur penghubung Desa Sotol dan Desa Tambak yang sepanjang 4 KM. Akibatnya, warga harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 20.000 sekali menyeberang menggunakan pompong, atau Rp 40.000 untuk pulang pergi. Biaya yang tidak sedikit bagi masyarakat desa.
Desa Sotol, sebuah wilayah yang terpencil di Kecamatan Langgam, ironisnya dikelilingi oleh dua perusahaan raksasa, Asian Agri dan RAPP. Keberadaan perusahaan besar ini seolah kontras dengan kondisi infrastruktur desa yang memprihatinkan.
Kekecewaan mendalam dirasakan oleh masyarakat Sotol terhadap janji-janji politik yang kerap kali diumbar saat Pemilu dan Pilkada. Desa mereka seolah hanya menjadi lumbung suara sesaat, tanpa ada realisasi nyata dalam perbaikan infrastruktur. Pemerintah daerah dinilai abai terhadap kondisi jalan yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat Sotol.
Kini, harapan warga Sotol hanya satu, yaitu tindakan nyata dari pemerintah untuk segera memperbaiki jalan penghubung yang rusak parah ini.
"Jangan biarkan nestapa ini terus berlarut-larut, menghambat kemajuan desa dan membahayakan keselamatan warganya," kata salah seorang warga sekitar yang enggan menyebutkan namanya kepada Wartawan, Rabu (09/04/2025).
Menurut warga itu, sudah saatnya "janji politik" berubah menjadi "aksi nyata" demi kesejahteraan masyarakat Pelalawan, khususnya Desa Sotol.***
Laporan : Mutia
Editor : Idris Harahap
