Pesan Jaga Alam Tersampaikan Dari Kepedulian Kecil Saat Jambore Karhutla di Riau

Sabtu, 26 April 2025 - 07:42:19 WIB
Share Tweet Google +

Siak, Catatanriau.com - Di tengah hiruk-pikuk kegiatan Jambore Karhutla 2025 di Tahura Minas, Kabupaten Siak, ada satu momen yang tak tercatat dalam agenda resmi namun justru menyentuh hati banyak orang yang menyaksikannya.


Namanya Aldi. Seorang anak lelaki peserta jambore, berseragam pramuka lengkap, tampak mondar-mandir di gerbang bumi perkemahan.
Wajahnya tegang, pandangannya mencari-cari sesuatu. “Saya kehilangan kacu, Kak. Tadi dipinjam orang tapi belum dikembalikan,” katanya lirih, matanya masih terus menyapu kerumunan.
Bagi sebagian orang, kacu hanyalah sehelai kain. Namun bagi Aldi, itu adalah simbol identitas, kebanggaan, dan bagian tak terpisahkan dari semangat kepanduan.


Mengalami kehilangan kacu di tengah acara sebesar ini, tentu membuatnya panik.


Tak jauh dari sana, AKBP Fahrian Saleh Siregar Kapolres Indragiri Hulu (Inhu), memperhatikan Aldi.


Tanpa banyak bicara, ia melepaskan kacu miliknya sendiri yang melingkar rapi di leher seragamnya lalu menghampiri Aldi dan menyerahkannya.


“Ini sudah, pakai punya saya saja. Jangan panik lagi. Lanjutkan kegiatan berkemahnya. Ingat untuk jaga alam kita ya,” ucap Fahrian, tenang namun penuh makna.


Seketika wajah Aldi berubah. Awalnya tampak ragu, tapi akhirnya ia menerima kacu itu dengan kedua tangannya.
Sebelum pergi, ia mencium tangan Fahrian tanda hormat dan rasa terima kasih yang tak terucapkan dalam kata.
“Kacu penting Kak, untuk kami. Selain tanda pengenal, kacu juga melambangkan kedekatan dengan jantung dan harapan untuk selalu ada serta memberikan manfaat bagi orang lain,” kata Aldi dengan mata berbinar, sebelum berlari kembali ke tenda kemahnya.


Di tengah isu besar seperti kebakaran hutan dan lahan, perubahan iklim, serta mitigasi bencana, kisah kecil ini hadir sebagai pengingat bahwa kepedulian, sekecil apapun, punya dampak yang besar.


Kacu yang sederhana, berubah menjadi lambang kehangatan, perhatian, dan harapan. Sebuah pesan yang kuat—bahwa menjaga bumi bukan hanya soal teknologi dan kebijakan, tetapi juga tentang empati dan hubungan antarmanusia.***

Laporan : S A Pasaribu 



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex