Langkanya Gas Elpiji Dijadikan Lahan Bisnis Empuk Oleh Beberapa Pangkalan Di Minas

Kamis, 25 Oktober 2018 - 23:34:17 WIB
Share Tweet Google +

 

 

MINAS (Catatanriau.com)- Hingga hari ini Kamis, (25/10/2018), keberadaan gas elpiji 3 Kg masih sangat sulit dijumpai, di kabupaten Siak, khususnya di kelurahan Minas jaya, kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

 

Kurang jelas apa yang menyebabkan keberadaan bahan bakar gas Elpiji bersubsidi itu sulit untuk dijumpai, bila Dicari mulai dari pangkalan hingga ke pengecer, Gas elpiji 3 kg itu seakan musnah dari muka bumi ini.

 

Padahal, gas jatah masyarakat miskin itu sangat dibutuhkan para warga, khususnya kalangan ibu rumah tangga (IRT-red) untuk memasak di rumah.

 

Berdasarkan Penelusuran catatanriau.com, gas elpji 3 Kg itu kerap dijadikan ‘bola’ yang sengaja ‘ditendang’ ke sana dan kemari, bahkan ‘dilambungkan’ ke atas oleh oknum-oknum nakal, seperti kalangan pangkalan.

 

Begitu elpiji tersebut datang dari agen, pihak pemilik pangkalan langsung ambil langkah seribu  untuk mengungsikannya, ke tempat yang lebih empuk yaitu kalangan pengusaha, bahkan pengecer dengan harapan mendapat imbalan yang lebih tinggi.

 

Sebagaimana Dikeluhkan oleh salah seorang warga RT.06/RW.01 (meranti) Kelurahan Minas Jaya, Kepada Catatanriau.com, Di katakannya, bahwa dirinya melihat langsung ada dua pangkalan di daerah Kampung meranti kelurahan Minas Jaya, yang melakukan kecurangan dengan menjual ratusan tabung gas elpiji 3kg kepada pengepul yang di angkut menggunakan mobil Pick Up.

 

"Saya lihat  gitu pangkalan gas masuk  tidak lama selang berapa menit  datang mobil pick up, dan mobil pribadi diisi sampai 150 tabung,  sedang kita minta satu tabung katanya uda habis, dan kita katanya bukan langganannya, kalau yang punya mobil langganan tetap dia katanya, baik langka maupun sedang banjir gas," Ungkap warga Minas Jaya itu kepada catatanriau.com, Yang Berpesan agar namanya tidak dituliskan.

 

Di katakannya lagi, Adapun yang menjadi Dugaan dilakukannya hal tersebut oleh  para pemilik pangkalan bertujuan untuk meraup keuntungan yang lebih besar. 

 

"Kalau tadinya harga eceran tertinggi (HET) yaitu Rp16.000- Rp 19.000 untuk per tabungnya, pihak pangkalan bisa ‘menggesernya’ dengan harga Rp20.000- 25.000 per tabungnya. Bisa dibayangkan, berapa keuntungan pihak pangkalan dari permainan kotor itu," Tambahnya.

 

Sehingga sangat lah wajar, jika elpiji itu cepat hilang dari pangkalan karena jatah masyarakat miskin tersebut, dijadikan bisnis menggiurkan, Dan tiba dikalangan pengecer seperti warung-warung penampungan, menjual elpiji tersebut lebih mahal lagi yaitu mulai dari harga Rp28.000 hingga Rp35.000 per tabungnya, Dan isu langkanya gas tersebut, dijadikan pihak pengecer untuk menaikkan harga hingga meroket.

 

"Memang sangat layak dipertanyakan, kok bisa warung-warung menjual barang bersubsidi seperti elpiji tersebut, dari mana asalnya, Permainan ‘nakal’ pemilik pangkalan yang hanya tau mencari untung tersebut, secara tidak langsung ‘membunuh’ warga yang di sekitarnya," Keluhnya lagi.

 

Dirinya juga berharap dengan adanya masalh ini Mudah- mudahan Pemkab  Siak, bersama pihak Kepolisian dapat segera melakukan razia terhadap semua pangkalan  elpiji 3 Kg dan menindak tegas para mafia elpiji tersebut. Karena memang tidak layak dan haram kalau gas tersebut dibisniskan.

 

"Permintaan  saya kalau pangkalan nakal gitu supaya berikan sanksi dan cabut izin dan tolong pemerintah kecamatan langsung menindak," Tutup Warga Kampung Meranti Kelurahan Minas Jaya itu kepada catatanriau.com, di Minas.*Id.



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex