Tim CTRS-STIK Adakan Penelitian Tentang Keterlibatan Wanita Dalam Jaringan Terorisme

Rabu, 10 Oktober 2018 - 05:04:11 WIB
Share Tweet Google +

 

Minas, Catatanriau.com, - Tim Center of Terrorism and Radicalism Studies (CTRS) - Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) menggelar kegiatan giat penelitian Tentang keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme dan radikalisme dalam kehidupan masyarakat di gedung Bhatin Djaonang Kantor Camat Minas Kelurahan Minas Jaya Kecamatan Minas Kabupaten Siak, Selasa (9/10/2018) pada pukul 14.00 WIB.


Giat penelitian CTRS yang dilakukan oleh STIK ini bertujuan untuk mencegah turut sertanya perempuan dalam aksi terorisme dan radikalisme di Indonesia khususnya di wilayah Kecamatan Minas Kabupaten Siak.


Penelitian yg dilakukan oleh pusat studi terorisme dan radikalisme dari sekolah tinggi ilmu kepolisian (STIK) ini, juga menampung pandangan dari perwakilan berbagai kalangan/Elemet Masyarakat di wilayah Indonesia khususnya Kecamatan Minas, Kabupaten Siak.


Kegiatan ini di hadiri oleh Kapolres Siak Ahmad David SIK yang diwakili Waka Polres Siak Kompol Abdulah Hariri yang didampingi Kabag OPS Polres Siak Kompol Sagala, Kasat Intel Polres Siak AKP Efrinoka SIK, Kasat Reskrim Polres Siak AKP Hidayat Perdana SIK, Kapolsek Minas AKP M Simanungkalit SH, Camat Minas Hendra, tokoh agama, tokoh masyarakat, guru, mahasiswa, personil TNI dan Personil Polri.


Dalam kegiatan penelitian tersebut, seluruh peserta yang hadir diminta mengisi kuisioner berisikan tentang pandangan masyarakat terkait tindak terorisme, terutama keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme, dan peserta diminta untuk menyampaikan pendapat dan masukannya terkait persoalan terorisme yang berada di Indonesia.


Ketua Tim Peneliti PTIK, Kombes Jacobus Alexander Timisela mengatakan, sesuai dengan program yang direncanakan pusat studi ada jangka pendek, menengah dan jangka panjang.


“Jangka pendek kami menggali dulu fenomena yang terbaru. Kebetulan pada fenomena baru ini sudah muncul aksi teror yang melibatkan pelaku langsung. Nah ini yang kita angkat, disamping pengkajian yang sudah ada dari beberapa kasus-kasus yang terjadi yang dikoordinasikan dengan baik Densus 88 dan kepolisian, untuk jangka menengah adalah membuat bagaimana pola-pola sosialisasi seperti yang diharapkan pada level bawah dan menengah dan bentuknya disesuaikan dengan hasil kajian tim studi. Hal itu karena masyarakat ada beberapa level sehingga berbeda materi untuk melakukan sosialisasi" jelas Kombes Pol Drs. Jacobus Alexander Timisela MH.


Selain melakukan strategi dalam kegiatan sosialisasi, tim studi juga memberikan masukan kepada pemerintah yaitu kebijakan apa yang bisa menyentuh langsung dan dapat membuat suatu pencegahan yang bersama-sama untuk terlibat dalam pencegahan aksi terorisme.


“Dengan adanya pusat studi ini kita sudah bisa membentuk bagaimana pola-pola sosialisasi. Dan untuk pemerintah sosialisasi akan kita salurkan kepada stakeholder yang perlu dikedepankan,” pungkasnya.



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex