Sekda Rohul Paparkan Hasil Kinerja Dalam Penilaian Kinerja 8 Aksi Konvergensi Stunting 2024

Rohul, Catatanriau.com | Sekretaris Daerah (Sekda) Rokan Hulu (Rohul), Muhammad Zaki, S.STP, M.Si, menghadiri acara penilaian kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tahun 2024. Acara ini dibuka secara resmi oleh Penjabat (Pj) Gubernur Riau, SF Hariyanto, di Hotel Arya Duta, Pekanbaru, Riau.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pejabat penting, termasuk Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Riau, Indra; Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi Riau, Hj. Fariza, SH MH; serta Bupati dan Wakil Bupati se-Provinsi Riau. Selain itu, turut hadir secara virtual Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah III Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Koordinator Kesehatan Bina Bangda Kemendagri Arifin Efendi Hutagalung.
Perwakilan dari Rokan Hulu yang hadir meliputi Kepala Dinas DPPKB, dr. Bambang Triono, Kepala Dinas DPMPD, Prasetyo, Sekretaris Bappeda, Febri, dan Kabid Kesehatan Masyarakat Adkha Dartini, SST, M.M.
Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah melaksanakan pembinaan dan pelaksanaan delapan aksi konvergensi sesuai dengan petunjuk dari Kementerian Dalam Negeri agar tepat waktu pada bulan April dan Mei 2024. Provinsi Riau telah menggunakan beberapa metode untuk mempercepat penurunan stunting di kabupaten/kota, termasuk melalui review data monitoring dan evaluasi aksi konvergensi.
Tim penilai telah melakukan review data berdasarkan hasil input dokumen pada 7 hingga 10 Mei 2024. Selanjutnya, mereka melakukan kunjungan lapangan untuk validasi data serta penggalian eviden melalui diskusi kelompok terarah (FGD) yang dilaksanakan pada 13 hingga 24 Mei 2024. Penilaian kinerja oleh tim penilai dilakukan berdasarkan paparan dari TPPS kabupaten dan kota, serta sesi tanya jawab pada 29 hingga 30 Mei 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur tingkat kinerja pemerintah daerah dalam pelaksanaan delapan aksi konvergensi penurunan prevalensi stunting pada tahun 2023, memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah, serta mengevaluasi dan mengapresiasi kinerja pemerintah daerah.
Dalam sambutannya, Pj Gubernur Riau SF Hariyanto menyampaikan bahwa berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, prevalensi stunting di Provinsi Riau telah menurun secara signifikan menjadi 13,6 persen, lebih rendah dari rata-rata nasional yang sebesar 21,5 persen.
“Ini merupakan capaian luar biasa di mana Provinsi Riau menempati posisi ketiga terendah angka stuntingnya setelah Provinsi Jambi dan Bali,” katanya.
Hariyanto berharap pada tahun 2025 Provinsi Riau bisa menurunkan angka stunting menjadi satu digit. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan kerjasama dari tingkat provinsi hingga kabupaten/kota.
“Tidak ada lagi yang bekerja sendiri-sendiri, karena jika dikerjakan sendiri tidak akan tercapai,” tegasnya.
Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan integrasi pencegahan stunting di kabupaten/kota. Hariyanto menekankan pentingnya penilaian kinerja yang dilaksanakan sebagai hasil dari pembinaan dan pengawasan yang konvergen dan terintegrasi.
Lebih lanjut, Hariyanto menyatakan bahwa pemerintah kabupaten/kota perlu mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk pencegahan dan penurunan stunting, serta perlu melakukan evaluasi pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitif serta melaporkan aksi konvergensi stunting secara rutin.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Rokan Hulu, Muhammad Zaki, memaparkan bahwa untuk mempercepat penurunan angka stunting, Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hulu telah mendata anak-anak berisiko stunting secara rinci agar bantuan dapat diberikan tepat sasaran. Bantuan yang disalurkan berasal dari berbagai sumber, termasuk APBD serta berbagai lembaga dan organisasi.
“Bantuan yang didapatkan dari berbagai lembaga/organisasi untuk pelaksanaan delapan aksi konvergensi pada tahun 2023 mencapai Rp. 502.850.000 dan tahun 2024 sebanyak Rp. 260.380.000,” jelasnya.
Zaki juga menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan untuk mempercepat delapan aksi konvergensi stunting, termasuk komitmen dalam melakukan monitoring dan evaluasi, penilaian kinerja stunting di kecamatan dan desa, pembentukan tim pendamping keluarga, serta pelatihan tokoh agama tentang kurikulum dan modul komunikasi perubahan perilaku.
“Rembuk stunting juga telah dilakukan mulai dari tingkat kabupaten hingga desa dan kelurahan di Rokan Hulu,” tambahnya.
Sebagai inovasi, Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu telah menciptakan aplikasi E-STRONG untuk memastikan bantuan penanggulangan stunting lebih tepat sasaran dan akurat.
“Ini merupakan solusi dari Pemda untuk menurunkan angka stunting di Rohul, dan semoga dengan diluncurkannya aplikasi E-STRONG ini, pemerintah dapat lebih mudah melacak anak yang terindikasi stunting dan memberikan makanan tambahan yang tepat,” tutupnya.(MC Diskominfo Rohul).
Laporan : E.S Nst