Jakarta, Catatanriau.com - Nama H. Deddy Syafrizal mungkin jarang terdengar di permukaan publik. Namun, peran dan kiprahnya sebagai Ketua Umum Elang Tiga Hambalang (ETH) patut mendapat sorotan. Di balik gaya kepemimpinannya yang tenang dan lebih sering berada di belakang layar, ia adalah sosok pemimpin yang tampil memukau dengan komitmen kuat terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Sebagai informasi, Elang Tiga Hambalang merupakan lembaga pemantau independen yang fokus pada berbagai permasalahan krusial di Indonesia. Meski berstatus sebagai organisasi, ETH menjadi salah satu lembaga yang mendapat perhatian dan referensi langsung dari Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Nama Hambalang yang disematkan pada lembaga ini bukan tanpa makna. Hambalang merepresentasikan kekuatan struktural dan sejarah panjang perjuangan yang tak bisa dilepaskan dari sosok H. Deddy Syafrizal. Mustahil ETH bisa berkembang seperti sekarang tanpa latar belakang historis dan rekam jejak sang ketua umum.
Dalam sebuah perbincangan santai bersama awak media, H. Deddy dengan rendah hati membuka kisah perjalanan hidupnya. Ia menyebut dirinya hanyalah rakyat biasa yang pernah berada di sisi yang berseberangan dengan pemerintah, khususnya saat konflik horizontal yang terjadi di Aceh pada masa lalu.
Kala itu, kondisi Aceh sangat mencekam akibat gerakan sparatis yang kian menguat. H. Deddy mengaku sempat terlibat dalam dinamika tersebut hingga akhirnya terjadi pertemuan bersejarah antara dirinya sebagai salah satu tokoh lokal dengan Komandan Perang dari Korp Kopassus—yang tak lain adalah Prabowo Subianto.
Pertemuan tersebut menjadi titik balik penting. Dari dialog yang dibangun, lahir sejumlah kesepakatan penting, di antaranya adalah pengembalian kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta penumpasan gerakan sparatis yang masih bertahan. Dalam operasi tersebut, H. Deddy dipercaya sebagai radar dan kompas raider yang langsung berada di bawah komando Prabowo Subianto.
Berkat strategi militer yang matang dan pendekatan kepemimpinan yang bijak, wilayah paling barat Indonesia, yakni Aceh atau yang dikenal sebagai Serambi Mekkah, akhirnya kembali dalam kondisi damai dan sejahtera seperti yang kita rasakan hari ini.
Setelah semua berakhir, H. Deddy memilih untuk mengikuti jejak dan langkah Prabowo. Ia menetap dan bermukim di Hambalang selama puluhan tahun, mendampingi sang pemimpin yang kini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Dari seorang mantan pemberontak, ia kini menjelma menjadi petinggi di jajaran Kopassus yang setia memegang teguh jiwa korsa dan menjalankan prinsip Sapta Marga sebagai bagian dari tugas dan pengabdian.
“Saya hanya menjalankan perintah dan menjaga kehormatan bangsa,” ujarnya singkat.
( Irwan Ocu Bundo ).