Antusias Siswa SMA Pekanbaru Mengenal Asal Usul Migas Lewat PHR Journey Room

Selasa, 07 Mei 2024 - 15:59:16 WIB
Share Tweet Google +

Pekanbaru, Catatanriau.com | Sebanyak 24 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 16 Pekanbaru berkesempatan mengunjungi Journey Room PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Para siswa antusias mendengar pemaparan sejarah perkembangan industri minyak dan gas (migas) di Blok Rokan serta mendapat ilmu baru tentang asal usul migas.

Di PHR Journey Room yang berada Kompleks Perkantoran PHR, Rumbai, Pekanbaru, pengunjung dibawa 'berpetualang' ke masa lampau melihat aktivitas dan perjuangan para ahli menemukan sumur minyak pertama, begitu pula proses pembangunan infrastruktur di Wilayah Kerja (WK) Rokan hingga akhirnya WK Rokan menjadi tulang punggung produksi minyak nasional.

“Tahun 1924 para geolog (ahli) mulai menjejakkan kakinya di WK Rokan. Setelah perjalanan eksplorasi cukup panjang, pada tahun 1941 lapangan minyak Duri ditemukan. Dususul penemuan lapangan minyak Minas pada tahun 1944, hingga akhirnya lapangan Duri mulai berproduksi tahun 1954,” kata salah satu Pemateri Journey Room PHR, Endah Dian Kresnawati.

Para siswa kagum melihat kerja keras para pejuang migas mendapatkan minyak di WK Rokan melalui sederet koleksi dokumentasi lama di Journey Room PHR. Para siswa juga dapat mengenal jenis minyak, jenis bebatuan hingga melihat langsung mata bor dan jenis pipa yang digunakan dalam proses pengeboran.

Siswa kian semangat saat memasuki materi asal usul migas hingga proses eksplorasi yang disampaikan Anak Agung Hendra Sucitra selaku Senior Engineer Petroleum PHR WK Rokan. Menurut Agung, minyak merupakan energi fosil yang terbentuk dari tumbuhan atau mikroorganisme yang telah mati dan tertimbun di dalam tanah jutaan tahun yang lalu.

Tumbuhan dan mikroorganisme yang telah mati kemudian terurai menjadi senyawa organik dan terkumpul pada dasar rawa, danau atau lautan. Seiring berjalan waktu, senyawa organik akan terakumulasi, tertutup tanah hingga tertimbun semakin dalam.  

Tekanan akibat lapisan tanah yang semakin tebal lanjut Agung, ditambah pemanasan dari inti bumi akan memanaskan senyawa organik yang kaya akan karbon dan hidrogen menjadi minyak bumi yang disebut kerogen.

“Lalu kerogen inilah yang bisa menjadi minyak, gas dan batu bara. Tekanan tinggi dan suhu panas maka akan membentuk cairan yang disebut minyak. Sedangkan tekanan dan suhu yang lebih tinggi lagi akan membentuk gas,” ucapnya.

“Bagaimana para ahli bisa menentukan di suatu daerah itu ada minyaknya?" tanya seorang siswa.

Untuk mencari keberadaan minyak papar Agung, perlu menggunakan pemetaan geologi permukaan regional dengan objek berupa singkapan batuan seperti jenis batuan (petrologi), susunan batuan batuan (strarigrafi) dan struktur geologi untuk menafsirkan kondisi bawah permukaan.

Bisa juga menggunakan metode prinsip fisika di antaranya gelombang, gravitasi dan listrik untuk menafsirkan kondisi bawah permukaan. Kemudian menggunakan parameter kimia fisika batuan untuk mendapatkan informasi kekayaan dan kematangan batuan induk, serta migrasi minyak dari batuan induk ke reservoir.

“Ahli geologi dan geofisika kemudian memanfaatkan data pengukuran tersebut untuk memperkirakan di mana letak terkumpulnya hidrokarbon,” katanya.

Siswa SMAN 16 Pekanbaru Fara Asyifa mengaku senang dapat kesempatan mengunjungi Journey Room PHR. “ Senang sekali banyak mendapat ilmu baru tentang minyak dan gas. Semoga PHR semakin sukses dan terus mengedukasi generasi muda seperti kami ini,” katanya.

Manager Corporate Communications PHR WK Rokan Sonitha Poernomo mengatakan, PHR Journey Room merupakan ruang edukasi bagi pelajar untuk mengenal lebih dekat tentang hulu migas. PHR pun telah menyiapkan program khusus bagi para generasi muda untuk dapat berkunjung dan berinteraksi langsung dengan perwira PHR.

“Ini kesempatan bagi pelajar maupun kalangan akdemisi lainnya untuk belajar dan mengenal seputar dunia migas. Generasi muda terutama pelajar perlu memahami hulu migas sebagai salah satu industri stategis yang menunjang ekonomi nasional. Hal ini penting untuk menumbuhkan nasionalisme dan rasa kepedulian para siswa terhadap masa depan bangsa,” kata Sonitha.  

Tidak sekedar menjadi tulang punggung nasional dalam produksi migas, PHR turut memberikan manfaat dan kesejahteraan secara langsung kepada masyarakat. Lewat sejumlah program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), PHR terus berupaya tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Hal ini juga tergambarkan lewat Journey Room PHR, pengunjung juga bisa melihat langsung informasi terkait program-program TJSL PHR yang sudah berjalan baik di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan.***

Laporan : Idris Harahap 



Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex