Pekanbaru, Catatanriau.com | Pada 02 Oktober pukul 02.00 WIB dini hari, Kementerian Hukum dan Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa (KEMENHADKESMA) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM UNRI) melakukan aksi propaganda melalui pemasangan spanduk propaganda terkait kritik 61 Tahun Universitas Riau di beberapa titik, yaitu di depan Gerbang Subrantas, di simpang FISIP/FKIP, dan di depan Gedung Rektorat.

Di usianya yang kian menua, UNRI digadang-gadang telah menoreh prestasi dan capaian yang cemerlang di kancah nasional maupun internasional, dengan bertemakan “UNRI yang Amanah dan Berdedikasi”. Namun pada kenyataannya, BEM UNRI menilai masih banyak permasalahan UNRI yang belum terselesaikan, diantaranya Persoalan gedung mangkrak UNRI seperti Gedung Gasing, Gedung Fakultas Hukum dan Gedung mangkrak lainnya.

Tidak hanya itu janji-janji yang terlontar mulai dari pemasangan CCTV, penerangan, hingga termasuk KTM mahasiswa baru 2023 yang tak kunjung diberikan hingga saat ini.

“61 tahun sudah usia Universitas Riau. Namun, ia masih belum baik-baik saja. Memasuki 10 bulan masa Kepemimpinan Rektor Universitas Riau dan jajaran UNRI masih perlu banyak berbenah untuk menjadi Kampus Biru Langit yang lebih unggul dan bermartabat. Infrastruktur di UNRI haruslah menjadi prioritas utama Pimpinan UNRI. Banyaknya jalan rusak dan gedung mangkrak itu tandanya UNRI belum baik-baik saja. Jangan menunggu ada mahasiswa yang terjatuh, baru jalan di UNRI akan di perbaiki. Kemudian, Rektor UNRI harus punya timeline yang jelas kapan pelaksanaan pembangunan gedung mangkrak di UNRI. Jangan hanya berkata "tahun depan tahun depan" saja, tapi harus jelas perencanaan dan tanggal konkretnya agar menjadi tolak ukur kinerja Rektor dan Pimpinan UNRI. Pada hari ini UNRI sedang milad ke-61 tahun, namun kebahagiaan itu seakan semu karena tidak sepenuhnya dirasakan oleh Mahasiswa UNRI. Semoga menjelang 1 tahun kepemimpinan Rektor UNRI, Wakil Rektor II UNRI mampu memperbaiki infrastruktur UNRI yang belum baik-baik saja untuk kenyamanan mahasiswa UNRI,” ungkap Khoirul Basar selaku Presiden Mahasiswa UNRI.

Persoalan infrastruktur bukan menjadi hal yang baru di UNRI, audiensi demi audiensi telah dilakukan untuk membahas persoalan tersebut. Tepat pada Senin, 26 Juni 2023 Mahasiswa UNRI melakukan audiensi mengenai permasalahan yang kurang lebih sama. Namun, untuk menunjukkan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKAKL) yang sudah dijanjikan pasca aksi RAWAN hingga saat ini tak kunjung diberikan.

Hal ini memberikan indikasi bahwa ada yang tidak boleh diketahui oleh mahasiswa soal anggaran dan perencanaan pembangunan yang ada di UNRI. “Seolah-olah Pimpinan UNRI pada hari ini khawatir jika mahasiswa melihat transparansi ke mana UKT yang telah dibayarkan selama ini.” Ungkap Khoirul Basar.

Permasalahan yang terjadi selanjutnya, mengenai Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) 2023. Tidak dapat dipungkiri bahwa KTM merupakan hak yang sudah sepatutnya didapatkan setiap mahasiswa. Kementerian Hukum dan Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa (KEMENHADKESMA) masih terus mengadvokasikan ke pihak rektorat. Ironisnya, hingga saat ini mahasiswa angkatan 2023 belum mendapatkan apa yang sebenarnya telah dijanjikan bahwa KTM akan dibagikan bersamaan dengan pembagian almamater.

"Universitas Riau dengan usia yang telah menjajaki 61 tahun tentu tidak lagi dapat dikatakan sebagai kampus dengan usia muda. Pada hari ini, mahasiswa melihat ada yang patut untuk diperhatikan demi kebaikan kampusnya sendiri. Barangkali Pimpinan terlalu nyaman dengan dinginnya AC serta empuknya sofa di ruangan khususnya, sehingga lupa ada hak yang harus diberikan kepada mahasiswanya. Kalaulah Pimpinan pada hari ini telinganya jauh dari suara-suara mahasiswa maka pastilah keadilan dan kesejahteraan akan menjadi barang sukar bagi mahasiswanya sendiri," ujar Menteri Hukum dan Advokasi Kesejahteraan Mahasiswa Dwi Rahman Suhada.***

Laporan : Dwiki