Sebanyak 80 Guru Riau Ikuti Kompetensi STEM

Pekanbaru, Catatanriau.com - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona Rokan berkerja sama dengan SEAMEO QITEP in Science (SEAQIS) sukses melaksanakan program peningkatan kompetensi guru jenjang SD dan SMP di Wilayah Kerja Rokan, Provinsi Riau. Program ini merupakan bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR Zona Rokan.
Melalui program ini, sebanyak 80 guru dari 44 sekolah jenjang SD dan SMP di Kabupaten Bengkalis, Kampar, Rokan Hilir, dan Siak dilatih untuk mengintegrasikan pendekatan STEM Lokal Konteks dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan fokus pada perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam ramah lingkungan. Program ini berlangsung dari September 2024 hingga Februari 2025.
Pada tahap pertama, In-Service Training yang berlangsung pada 17–20 September 2024 di The Zuri Hotel, Pekanbaru, diikuti oleh 80 guru dan 44 kepala sekolah. Pelatihan ini memberikan pemahaman tentang integrasi STEM dalam P5 serta isu perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam lokal.
“Dampak dari pelatihan ini adalah meningkatnya pemahaman guru terhadap konsep STEM Lokal Konteks, perubahan iklim, dan pengelolaan sumber daya alam lokal serta bagaimana mengintegrasikan pendekatan ini dalam P5,” kata Deputy Director for Administration SEAQIS, Zuhe Safitra.
Tahap kedua, On-the-Job Learning 1, melibatkan pendampingan daring bagi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran STEM pada P5, termasuk rencana pembelajaran, modul ajar, lembar kerja, dan instrumen penilaian. Dampak dari tahap ini adalah sebanyak 80 guru berhasil menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan konteks sekolah mereka. Guru juga mengembangkan keterampilan dalam merancang dan mengevaluasi pembelajaran berbasis proyek yang berorientasi pada pemecahan masalah nyata.
Pada tahap ketiga, STEM Competition yang diadakan pada 23–24 Desember 2024 di The Zuri Hotel Pekanbaru menjadi ajang bagi siswa dan guru untuk menampilkan proyek STEM dalam mengatasi permasalahan perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam. Pemenang kompetisi ini antara lain SMA Negeri 5 Tualang (juara kategori SMA), SMP Negeri 4 Tambang (juara kategori SMP), dan UPT SDN 024 Petapahan Jaya (juara kategori SD). Selain itu, SMA Negeri 1 Rimba Melintang memenangkan Strongest Building Challenge, UPT SMPN 1 Tapung Hulu unggul dalam Strongest Bridge Challenge, dan UPT SDN 024 Petapahan Jaya menjadi juara dalam Eco-Powered Car Challenge.
“Kompetisi ini menjadi wadah bagi siswa untuk menunjukkan pemahaman dan kreativitas dalam menerapkan STEM dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan. Selain itu, kegiatan ini meningkatkan motivasi guru dan siswa untuk terus mengembangkan pembelajaran berbasis STEM di sekolah mereka,” ujarnya.
Tahap keempat, On-the-Job Learning 2, melibatkan implementasi pembelajaran STEM di kelas dengan pendampingan dan observasi dari tim SEAQIS dan PT PHR. Kegiatan ini berlangsung pada 18–20 Februari 2025 dan lebih dari 3.000 siswa di Provinsi Riau telah mendapatkan pengalaman belajar STEM berbasis proyek.
“Melalui kegiatan ini dapat dilihat peningkatan kreativitas siswa dalam memecahkan masalah perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam local. Selain itu, pendampingan ini pun dapat mendorong implementasi STEM yang berkelanjutan di sekolah-sekolah peserta,” ucapnya.
Perwakilan Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkalis, Kampar, Rokan Hilir, dan Siak turut serta sebagai observer dalam program ini. Mereka memberikan arahan agar program ini selaras dengan kebijakan pendidikan daerah dan memastikan dukungan dalam implementasi di sekolah masing-masing. Kehadiran mereka sangat penting untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal bagi para guru dan siswa.
Keberhasilan program ini menunjukkan bahwa pendekatan STEM dalam P5 dapat memberikan dampak positif bagi guru dan siswa. Guru semakin mampu merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran STEM sesuai perencanaan, sementara siswa menunjukkan antusiasme dan kreativitas dalam pemecahan masalah lingkungan.
“Kurikulum terus berkembang untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagi PHR edukasi sangatlah penting, karena dengan memiliki guru yang kompeten, maka mereka dapat mengimplementasikan pengetahuan baru dengan efektif, membantu siswa mengembangkan keterampilan, berpikir kritis, kreatif dan mampu bersaing di masa depan,” kata Manager Community Involvemnt & Developmnt PHR, Iwan Ridwan Faizal.
Program ini juga membangun budaya inovasi dan kolaborasi dalam komunitas belajar guru, memungkinkan pembelajaran STEM terus berkembang di lingkungan sekolah. SEAQIS dan PHR berkomitmen untuk terus mendukung peningkatan mutu pendidikan sains di Indonesia, guna menciptakan generasi yang kritis, kreatif, dan peduli terhadap lingkungan.***
Laporan : Idris Harahap