SIAK, CATATANRIAU.COM | Dalam rangka mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar dalam pembelajaran muatan lokal (mulok), Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Minas menggelar kegiatan memasak masakan khas Melayu Siak khususnya bagi siswa siswi kelas X (sepuluh) yang ada disekolah tersebut, Rabu (15/02/2023) pagi.

Sebagaimana diketahui, pada tahun ajaran 2022 -2023 ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan kurikulum baru sebagai landasan proses pendidikan di Indonesia. Kurikulum ini disebut sebagai kurikulum merdeka.

Pada tahun 2020 lalu, Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim sudah mengenalkan konsep merdeka belajar. Kala itu, konsep merdeka belajar ini hanya diterapkan dibeberapa sekolah di Indonesia yang tergabung dalam sekolah penggerak. 

Namun, mulai tahun ini, kurikulum merdeka belajar harus diterapkan disemua sekolah yang ada diseluruh Indonesia, dan tidak terbatas pada sekolah penggerak saja, oleh karan itulah SMA Negeri 1 Minas mengadakan kegiatan tersebut.

"Kegiatan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan profil belajar Pancasila terutama pada tema kearifan lokal, bhinneka tunggal ika dan kebhinekaan global, maka dengan mata pelajaran muatan lokal pihak sekolah melaksanakan pembelajaran ini dengan materi masakan khas Melayu," kata Nami Listyawati.S.Pd,M.Si, selaku Kepala SMA Negeri 1 Minas kepada Catatanriau.com, Rabu (15/02/2023).

Kegiatan ini sendiri lanjut dia, dilaksanakan disekolah, khususnya terhadap siswa siswi kelas X (sepuluh). "Untuk peserta dari kelas sepuluh ini ada 7 kelas pada fase E, ini bukan termasuk pada kategori proyek akan tetapi ini semata-mata adalah penekanan pada profil belajar Pancasila," imbuhnya.

Nami Listyawati.S.Pd,M.Si, juga menegaskan bahwa hal ini akan dilakukan berkesinambungan secara terus menerus, seiring dengan pelaksanaan implementasi kurikulum merdeka.

"Harapan saya selaku kepsek SMA Negeri yang berada di wilayah Siak, kiranya siswa siswi saya mampu memahami keberagaman masakan Melayu, baik dari sisi makan berat maupun makanan ringan ataupun minuman, sehingga kearifan lokal tentang makanan tetap terjaga dan dapat difahami oleh siswa siswi kita." Pungkasnya.***

Penulis : Idris Harahap

Editor : Redaksi