Persentase Karhutla di Kabupaten Siak Meningkat Sejak Masa El Nino
Kepala BPBD Kabupaten Siak Kaharuddin, S.Sos., M.Si, Saat disambangi Wartawan di ruang kerjanya.
Siak, Catatanriau.com | Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Siak Kaharuddin, S.Sos., M.Si, mengatakan upaya BPBD Siak dalam menghadapi Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dimasa El Nino terus ditingkatkan, hal ini sesuai dengan SK Bupati Siak, yang menetapkan siaga darurat karhutla dimulai sejak bulan Maret hingga November 2023 mendatang.
El Nino sendiri adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya. Fenomena alami ini menyebabkan perubahan pola cuaca global, yang berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.
"Siaga Karhutla dibuat berdasarkan trauma masa lalu dimana terjadi Karhutla besar di tahun 2015-2016 yang menyebabkan jarak pandang hanya 1 meter karena asap Karhutla dan membuat aktivitas banyak yang berhenti," ungkap Kharuddin ketika disambangi Wartawan media ini Kamis sore (03/08/2023) kemarin.
Dari pengalaman tersebut lanjut dia, pihaknya berupaya untuk meminimalisir Karhutla yang terjadi setiap tahun. Dalam hal ini BPBD juga telah membuat surat edaran untuk menghimbau kepada masyarakat tentang bahaya Karhutla agar tidak membakar lahan.
"Namun fakta di lapangan menunjukkan Karhutla tahun ini meningkat dibanding tahun 2022. Di tahun 2023 berbeda dengan tahun 2022, dimana tahun ini kondisi lahan gambut kering karena cuaca sedangkan di tahun kemarin kering yang lembab karena diiringi hujan sehingga Karhutla di tahun kemarin turun menjadi 24,31 Ha sedangkan di tahun 2023 dari bulan Januari-Agustus Karhutla naik menjadi 39,24 Ha, hal ini disebabkan karena cuaca yang kering dan tidak lembab serta dampak dari El Nino sehingga menyebabkan lahan lebih mudah terbakar," katanya.
Upaya dalam menangani Karhutla lanjut Kaharuddin, dilakukan juga dengan membuat patroli gabungan dan menetapkan pos siaga gabungan atau cluster bersama dinas terkait terutama TNI Polri.
"Terdapat 6 cluster atau pos siaga gabungan di Kecamatan dan tim reaksi cepat di mako BPBD Siak dalam menangani Siaga Darurat Karhutla. Ada 135 personil BPBD yang tergabung di dalam Siaga Karhutla tersebut," ulasnya.
Dalam menangani Karhutla kata dia, personil dibantu oleh Masyarakat Peduli Api (MPA) dan Perusahaan.
"Yang selama ini menjadi masalah adalah Karhutla yang terjadi di perbatasan Bengkalis-Siak, dimana Karhutla tersebut terjadi di Kecamatan Kabupaten Bengkalis, tetapi di satelit terbaca terjadi di Kabupaten Siak, sehingga personil segera diturunkan ke lapangan untuk dilakukan pengecekan apakah Karhutla tersebut benar terjadi di Siak atau di Bengkalis," katanya.
Lanjutnya, tapal batas antara Siak dan Bengkalis yang sampai sekarang belum selesai, juga menjadi permasalahan di lapangan saat terjadi Karhutla.
Dalam kesempatan ini Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Siak Sapriwal juga mengatakan kendala yang terjadi di lapangan dalam memadamkan karhutla adalah susahnya akses menuju lahan yang terbakar.
"Sehingga terkadang membutuhkan bantuan dari perusahaan yang memiliki helikopter untuk menyiramkan waterbomb agar karhutla tidak menyebar lebih luas lagi,” tutur Sapriwal.(Infotorial).
Laporan : Ayu
Editor : Idris Harahap
