Lecehkan Suku, Tokoh & Pemuda Minang di Duri Menggelagak Dengan Ngatno Eko Prawiro

Sabtu, 20 Juni 2020 - 19:59:18 WIB
Share Tweet Google +


DURI, CATATANRIAU.COM | Sejumlah tokoh dan pemuda Minang di Duri mengelegak darahnya (marah-red) mendengar kabar pelecehan suku yang dilakukan seorang tokoh di luar etnis Minang. Beredar kabar tokoh tersebut menyebut “Orang Minang Gadang Ota, Maota Ota, Ujung-Ujungnyo Minjam Pitih”. (orang Minang Pembohong, Ujung-Ujungnya Minjam Uang). 

 

Omongan yang beredar dari mulut ke mulut itu sontak membuat darah pemuda dan tokoh Minang mendidih hingga beraksi keras mengutuk penghinaan itu.

 

“Sangat tidak etis dan menghina kita orang Minang. Kita disebut penipu dan initak bisa biarkan,” ujar Mak Dang meradang.

 

Tokoh Minang yang juga mantan Ketua IKMR Mandau ini menyebut sebagai seorang tokoh harusnya bijak memilih kata dan bukan malah meruncing dan memperkeruh suasana.

 

“Agak agak melangkah. Ingat-ingat kata. Jangan sampai kata tak ada pematangnya,” ujar Mak Dang memberi perumpamaan. (Ingat-ingat berjalan, ingat-ingat kata. Jangan sampai tak ada batasannya-red).

 

Pernyataan lebih keras disampaikan Darmizal mantan anggota DPRD Bengkalis. Ustad ini mengaku tak bisa tidur setelah mendengar omongan yang menyinggung suku Minang itu. Makanya Sabtu siang (20/06/2020) dia dan tokoh serta.pemuda Minang berembuk terkait pelecehan terhadap etnis Minang itu.

 

“Sakik talingo orang minang mendanganyo. Tak bisa di padian. Harus kito salasaian,” ujar Ustad Darmizal (Sakit telinga orang minang mendengarnya. Tak bisa dibiarkan. Harus diselesaikan-red).

 

Ustad Darmizal pun menegaskan pelecehan terhadap suku Minang ini tak bisa disampaikan dengan permohonan maaf secara sepihak yang bersangkutan terhadap individu atau kelompok yang mendengar ucapannya itu. Karena yang dilecehkan itu adalah suku Minang secara keseluruhan.

 

“Jangan dikira ini persoalan kecil. Yang dilecehkan ini suku Minang. Tak cukup minta maaf dengan alasan khilaf. Enak sekali kalau seperti itu. Harus di proses secara hukum dan adat oleh lembaga adat,” tegasnya.

 

Sementara itu dari informasi yang diterima awak media dugaan pelecehan terhadap suku Minang itu terlontar dari salah seorang Tokoh dan Ustad di Kota Duri berbama Ngatno Eko Prawiro saat bincang-bincang dengan sejumlah orang Minang di kantin Masjid Arrafah Duri, Jumat (20/06/2020).

 

Omongan itu sempat memicu amarah sejumlah orang Minang yang berada di Kantin itu, namun kemudian redam karena azan sholat ashar. Setelah itu Eko pun meminta maaf atas omongannya itu.

 

“Dia ngomong seperti itu di sebelah saya,” ujar Joni

 

Eko Ngatno ketika dikonfirmasi terpisah mengatakan bahwa omongan itu hanya lucu-lucuan ketika duduk dengan sejumlah kawan-kawannya dan itu puj menyampaikan perumpamaan saja.

 

Yang saya katakan bukan kata saya. Saya cuma teringat beberapa tahun silam ada ceramah. Pernyataan klarifikasi saya sudah ada di IKMR,” ujarnya.

 

Disampaikan, dia sudah minta maaf ke IKMR atas omongannya itu.

 

“Intinya saya sudah minta maaf ke pengurus IKMR. bahkan waktu saya menceritakan itu bukan pernyataan saya. Saya hanya teringat dulu sekian tahun silam, saya ambil lucu lucunya,” jelasnya.(*)




Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex