Penerima BST Kemensos Masih Data Lama, PWK Tuding Bukti Kebobrokan Kasi Kesos Kandis

Senin, 08 Juni 2020 - 10:01:37 WIB
Share Tweet Google +


SIAK, CATATANRIAU.COM | Meringankan beban ekonomi masyarakat selama pandemi covid-19, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menyalurkan berbagai jenis bentuk bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat terdampak pandemi, Namun sayang data yang digunakan adalah data lama.

 

Seperti di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak, penerima Bansos Kemensos masih gunakan data lama, Ini membuktikan bahwa adminitrasi pendataan masyarakat miskin dan masyarakat kurang mampu di Kecamatan Kandis sangat bobrok. Hal ini ditegaskan oleh sekumpulan Awak Media Kecamatan Kandis yang terhimpun dalam wadah PWK (Persatuan Wartawan Kandis, red).

 


"Rata-rata penerima bansos pandemi covid-19 dari Kemensos di Kecamatan Kandis yang digunakan adalah data lama, sementara kasus bencana virus corona atau covid-19 baru lebih kurang sekitar 3 bulan. Lalu apa kinerja Kasi Kesos Kandis yang membidangi pendataan terhadap warga miskin dan kurang mampu," ungkap PE Saragih selaku Ketua PWK.

 

Tujuan Pemerintah memberikan bantuan ditengah pandemi agar dapat meringankan ekonomi warga yang terdampak corona khususnya warga miskin dan kurang mampu, Namun kenyataan dilapangan penerima Bansos dari Kemensos mayoritas adalah Warga yang serba berkecukupan bahkan sampai-sampai salah satu Ketua Ormas didapati sebagai penerima bantuan tersebut.

 


"Untuk Kelurahan Telaga Samsam contohnya, kita ada dapatkan beberapa warga yang merupakan pedagang keliling namun tidak tersentuh akan BST atau Bantuan Sosial Tunai dengan besaran Rp 600.000,-/KK atau bentuk bantuan lainnya sedangkan petani sawit yang miliki lahan cukup luas bisa dapat," tambahnya.

 

Dengan penerima bantuan adalah dengan menggunakan data lama, membuktikan bahwa administrasi pendataan warga miskin dan warga kurang mampu di Kecamatan Kandis tergolong bobrok.

 


"Sekarang semuanya sudah bisa sistem online, Kita berharap Camat Kandis khususnya dapat menseleksi para stafnya mana yang benar-benar bisa kerja dan mana yang hanya pandai membuat pencitraan dan menjilat pimpinan," tutupnya.(*)




Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex