Tilik Celah Kriminal Dibalik Dampak covid 19, Praktisi Hukum di Duri, Andi SH Angkat Bicara

Rabu, 15 April 2020 - 10:46:26 WIB
Share Tweet Google +


Catatanriau.com DURI – Dampak domino dari Wabah Pandemi Coronavirus Disease Nineteen (Covid-19) sudah kian menjalar dalam setiap sendi kehidupan, dari segi kesehatn,pendidikan dan ekonomi pastinya,hingga kehidupan sosial ditengah masyarakat pun turut terdampak.

 

Itu juga terlihat dari melambatnya bahkan terhenti nya industri sektor Rill,UMKM dan sektor informal memperburuk keadaan yang berpotensi menimbulkan gejolak sosial dimasyarakat.

 

Bak bom waktu, keterpurukan akibat Coronavirus diprediksi dapat menimbulkan berbagai tindak kriminal bila tidak ditanggulangi dengan cepat dan serius.

 

Praktisi hukum di Duri, Andi dari Kantor Hukum Andi-Jamil & Partners menyebut bahwa berbagai tindak kriminal bisa saja terjadi melihat kondisi yang kian memprihatinkan. Belum lagi tindakan pemerintah pusat yang memberi remisi khusus bagi ribuan tahanan, turut memperbesar peluang tindak kriminal.

 

“Semua terdampak, ekonomi masyarakat semakin susah. Belum lagi banyak tahanan yang dilepaskan, banyak hal yang bisa terjadi dalam situasi genting ini. Kriminalitas salah satunya,” kata Andi, Rabu (15/4/2020) sore.

 

 

Andi menyebut bahwa penerapan Social Distancing, Physical Distancing dan berbagai kebijakan lainnya juga berdampak semakin menipisnya rasa saling peduli di tengah masyarakat lantaran penularan wabah mematikan itu kian menghantui.

 

Dilihat dari beberapa wilayah di Provinsi Riau yang telah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti Pekanbaru, Kabupaten Siak dan terakhir perencanaannya dibahas di Kabupaten Bengkalis.

 

PSBB juga dinilai semakin memperburuk kondisi, pasalnya setiap kegiatan masyarakat di luar rumah akan terus dipangkas dan diperketat.

 

Di tengah keterpurukan, imbauan untuk tidak berada di keramaian turut memperkeruh karena mayoritas masyarakat golongan menengah kebawah kehilangan mata pencaharian.

 

Pundi-pundi rezeki sirna, ketersediaan stok pangan di kediaman masing-masing semakin tipis. Hal ini pula yang menjadi ancaman jangka panjang bila pemerintah tak bergerak cepat dalam melaksanakan penanggulangan.

 

“Contoh, banyak warga yang dirumahkan. Jualan dara pedagang sepi, ekonomi lesu, tapi pemerintah malah menerapkan pemangkasan kegiatan diluar rumah.

 

Ini  sama saja memperkeruh, tentu pemerintah harus menyiapkan sokongan atau bantuan bagi warga. Jadi kenutuhan mereka selama berada di rumah tetap terpenuhi,” paparnya.

 

Bila hal itu tidak terpenuhi, lanjutnya, berbagai tindakan kriminal seperti pencurian, penjarahan, kekerasan hingga aksi kriminal lainnya bisa saja terjadi karena desakan ekonomi. Dalam situasi ini, masyarakat hanya terfokus mencari celah untuk menghasilkan rupiah.

 

Ini akan menimbulkan pikiran singkat dikalangan masyarakat demi menghasilkan sejumlah nominal guna memenuhi kebutuhan keluarga. Persaingan hidup di tengah Coronavirus dianggap semakin mencekam, pembebasan ribuan tahanan pun dianggap sebagai tindak cuci tangan pemerintah dalam hal ketidakmampuan dalam penanggulangan Covid-19.

 

“Sudah sulit keadaan, tapi ribuan tahanan malah dilepas. Tentu persaingan hidup semakin ketat, keadaan ini sangat rentan memicu berbagai tindak kriminal,” bebernya.

 

Untuk mengantisipasi berbagai ketakutan jangka panjang yang diibaratkan seperti bom waktu, Andi dan rekan praktisi hukum di kantornya berharap kepada pemerintah untuk lebih jeli dalam menerbitkan payung hukum yang dalam keadaan saat ini.

 

Pengawasan aparat penegak hukum juga wajib diperketat dalam meminimalisir potensi kriminalitas di Duri secara khusus dan Riau secara umum. “Semoga jadi perhatian.

 

Jadi jangan sampai (kriminalitas) terjadi baru repot menyelesaikan. Harus ada langkah pencegahan juga, agar keseimbangan di tengah masyarakat tetap terjadi selama pelaksanaan pembatasan berskala besar, maupun saat keterpurukan ekonomi melanda. Kita juga berharap keadaan ini segera membaik,” pungkasnya.(*)




Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex