Disinyalir Sumbang Kerusakan Jalan Terbesar, Sebab UPPKB Balairaja Beroperasi Hanya Setengah Hati

Selasa, 14 April 2020 - 17:11:50 WIB
Share Tweet Google +


Catatanriau.com, PINGGIR – Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB) Kelurahan Balairaja, Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau, milik Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjenhubdar) tampak beroperasi setengah hati.

 

Pasalnya, jajaran petugas di kantor penimbangan truk bermuatan itu hanya beroperasi pada pagi dan sore hari. Sementara selama siang hari, aktifitas penimbangan tak terlihat. Memanfaatkan jadwal kerja yang tidak penuh waktu, para pengemudi truk yang diduga membawa muatan berlebih memilih menepi menunggu aktifitas pagi di kantor tersebut berakhir.

 

Itu tampak sekira pukul 08.00 WIB, Senin (13/4/2020). Beberapa truk bermuatan tampak diarahkan memasuki jembatan timbang guna mengukur bobot kendaraan yang melintas.

 

Tapi pada siang hari, aktifitas di jembatan timbangan tampak terhenti hingga kemudian kembali beroperasi pada sore hari.

 

Aktifitas penimbangan yang berlaku hanya pada pagi dan sore hari itu dituding warga sekitar menjadi penyumbang terbesar atas kerusakan jalan lintas Sumatera yang membentang di depan UPPKB Balairaja dan melintasi wilayah lainnya, termasuk jalan Hangtuah, Duri.

 

Tak hanya sekedar ungkapan biasa, keluhan warga terkait kerusakan jalan memang benar-benar terpantau di beberapa titik. Sekitar ruas jalan di Kecamatan Pinggir tampak berlubang, beberapa titik jalan juga tampak bergelombang.

 

Ruas jalan Hangtuah, di persimpangan jalan Mawar juga tampak bergelombang panjang. Perawakan gelombang tampak membentuk alur roda kendaraan berat yang memanjang lebih dari 50 meter di sepanjang ruas jalan itu.

 

Keadaan ini turut memperdalam tudingan warga yang menyebut bahwa jembatan timbang beserta seluruh petugas yang ada tidak bekerja maksimal dalam menertibkan kendaraan over kapasitas.

 

Selain itu, ketidakmaksimalan operasional jembatan timbang itu juga dituding menyumbang kerusakan parah di beberapa ruas jalan.

 

“Kalau aktifitas penimbangan efektif, kerusakan jalan pasti berkurang. Bagaimana mungkin jalan bisa tahan lama, sementara kendaraan yang lewat itu berat-berat. Apalagi ada yang over kapasitas, tentu semakin membuat jalan jadi rusak,” ungkap Raihan.

 

Belum diketahui alasan para petugas hanya melaksanakan aktifitasnya pada pagi dan sore hari. Namun hingga saat ini, ketidakmaksimalan kinerja itu kerap terpantau. Raihan dan warga lainnya berharap, pemerintah segera mengubah kebijakan yang berlaku dalam skema tugas di jembatan timbang itu.

 

“Semoga diperbaiki sistem kerjanya, jadi kendaraan yang melebihi ketentuan (muatannya) bisa ditindak tegas. Kalau kendaraan yang lewat tidak over kapasitas, kerusakan jalan mungkin bisa dihindarkan. Kami harap pemerintah bertindak,” pungkas Raihan.(*)




Tulis KomentarIndex
Berita TerkaitIndex